Peristiwa yang Menandai Dimulainya Konfrontasi Militer Terhadap Belanda Terkait Masalah Irian Barat

Irian Barat (Papua saat ini), menjadi sumber konflik antara Indonesia dan Belanda pasca-kemerdekaan Indonesia. Konflik ini merujuk pada ketegangan dan perjuangan diplomatik serta militer antara keduanya perihal status Irian Barat yang masih berada di bawah kolonialisme Belanda pasca-kemerdekaan Indonesia.

Trikora (Tri Komando Rakyat)

Peristiwa yang menandai dimulainya konfrontasi militer terhadap Belanda terkait masalah Irian Barat adalah seruan Trikora yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961. Trikora adalah singkatan dari Tri Komando Rakyat yang berarti tiga instruksi rakyat. Trilogi komando ini melibatkan instruksi pembebasan Papua Barat dari penjajahan Belanda.

Diluncurkan di Yogyakarta, instruksi Trikora adalah sebagai berikut:

  1. Menggagalkan pembentukan Negara Papua oleh Belanda.
  2. Mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Irian Barat.
  3. Antar seluruh warga Indonesia untuk siap-siap berperang melawan penjajah.

Operasi Militer

De-escalation of tension baru terjadi setelah serangkaian perundingan antara delegasi Indonesia dan Belanda, yang berakhir dengan penandatanganan New York Agreement pada 15 Agustus 1962. Dalam perundingan ini, Belanda setuju untuk menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) dan kemudian secara resmi diserahkan kepada Indonesia pada 1 Mei 1963.

Kesimpulan

Dengan demikian, peristiwa Trikora adalah yang menandai dimulainya konfrontasi militer terhadap Belanda terkait masalah Irian Barat. Namun, penyelesaian akhir masalah ini melibatkan perundingan diplomatis yang rumit dan melibatkan komunitas internasional. Perjuangan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk melihat semua orang Indonesia bebas dari penjajahan.

Tinggalkan komentar