Homo Faber, atau yang dikenal juga sebagai manusia pekerja adalah istilah yang berasal dari Latin. Homo Faber adalah konsep atau ide yang mengacu kepada manusia sebagai makhluk yang berfokus pada pekerjaan dan pengetahuan teknikal. Istilah ini kerap kali digunakan dalam berbagai filsafat ataupun teori dalam meninjau aspek manusia yang mengutamakan aspek pekerjaan dalam hidupnya.
Namun, apa maknanya jika Homo Faber atau manusia yang bekerja dikaitkan dengan prinsip humanisme transendental?
Humanisme Transendental merupakan suatu filosofi yang melihat manusia dengan kesadaran manusia sendiri. Aliran ini berfokus pada introspeksi diri dan aktualisasi diri dalam mengejar kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang berpikir. Prinsip humanisme transendental memandang manusia sebagai makhluk yang unik, memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya, serta selalu berusaha mencapai tingkat actualisasi diri yang lebih tinggi.
Ketika mendefinisikan Homo Faber dalam konteks Humanisme Transendental, disini manusia diartikan sebagai makhluk yang bekerja untuk aktualisasi diri melalui kreasi dan ekspresi teknikal, dimana pekerjaan tersebut menjadi sebuah alat untuk aktualisasi diri. Dalam konteks ini, manusia bukan hanya bekerja untuk kebutuhan materi saja, namun juga untuk kepuasan dan pencapaian dalam aspek emosi dan spiritual.
Homo Faber, dalam pandangan Humanisme Transendental, adalah manusia yang melampaui fungsi dasar laporan dari pekerjaannya. Lebih dari itu, manusia memanfaatkan pekerjaan sebagai sarana untuk berinteraksi, berekspresi, berinovasi, dan mencapai kepuasan purba. Inilah yang menjadi tolak ukur Homo Faber dalam perspektif Humanisme Transendental.
Dengan demikian, Homo Faber dalam humanisme transendental dapat dilihat sebagai upaya yang dicurahkan manusia untuk mencapai tingkat kebermaknaan dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup mereka melalui pekerjaan yang mereka lakukan. Ini mencerminkan bagaimana manusia memahami dan menghargai pekerjaan sebagai instrumen penting dalam mencapai kebermaknaan dan keberlanjutan dalam hidupnya, lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan dasar.
Itulah yang menjadi makna Homo Faber atau manusia yang bekerja dalam prinsip Humanisme Transendental.